
Judul : Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur - Memoar Luka Seorang Muslimah
Pengarang : Muhidin M. Dahlan
Penerbit : ScriPta Manent
Tebal : 261 hal
Novel
ini mengisahkan seorang mahasiswi alim dan cerdas bernama Kirani, yang
kemudian tertarik dan masuk menjadi anggota Jemaah, yaitu suatu
organisasi rahasia yang bertujuan menegakkan syariat Islam dengan
mendirikan negara Islam di Indonesia.
Setelah menjadi anggota Jemaah, mula-mula Kirani bersemangat melakukan dakwah
dan menyumbangkan dana secara teratur dalam jumlah cukup besar, sampai
ia berani mengajak keluarga dan teman-teman sekampungnya untuk mengikuti
jejaknya. Namun tindakannya ternyata diketahui oleh aparat keamanan
yang kemudian memburunya, sehingga ia dibenci oleh orang sekampungnya
dan harus bersembunyi di sebuah tempat kos selama beberapa bulan.
Meskipun demikian, Kirani harus menghadapi kekecewaan yang semakin
besar, karena ternyata anggota Jemaah lainnya tidak melakukan dakwah
sebagaimana dirinya dan hanya bersantai. Sementara itu sebagai gadis
yang cerdas dan bersemangat juang, upayanya untuk membahas strategi
perjuangan, mengetahui luasnya jaringan dan arah serta kondisi
organisasi selalu kandas karena ternyata tidak seorangpun diantara
rekan-rekan anggota jemaah yang tinggal bersamanya atau dikenalnya
mengetahui hal tersebut, bahkan mereka tidak berusaha untuk
mengetahuinya serta menegurnya jika ia teralu banyak bertanya.
Setelah tiga tahun, keadaan di atas membuatnya frustrasi. Kirani merasa
imannya, perjuangannya, pengorbanannya selama ini tidak dihargai dengan
sepantasnya. Ia merasa berdosa kepada keluarganya karena selama ini –
sesuai anjuran Jemaah – telah memberikan banyak dana yang seharusnya
untuk hal lain kepada Jemaah. Ia telah dibenci orang sekampungnya karena
mengajak mereka masuk Jemaah. Namun ia tetap tidak boleh mengetahui
apapun tentang organisasi tersebut dan hanya diminta menjadi anggota dan
menunggu serta menunggu tanpa berbuat apa-apa. Hal ini membuatnya
merasa sia-sia menjadi anggota Jemaah, sehingga pada suatu hari, bersama
dengan tiga orang sahabatnya anggota Jemaah, mereka melarikan diri.
Setelah melarikan diri inilah Kirani kemudian mengalami kekecewaan yang
sangat, sehingga ia berontak, dengan menolak semua hal yang dulu
diperjuangkannya di Jemaah. Sebaliknya, kini ia mempertanyakan kembali
semuanya: agama, Tuhan, standar moralitas yang diterima masyarakat
sekelilingnya, dan status perempuan.
Pemberontakan Kirani yang menjadi pelacur mengingatkan pada novel Nawal El Sadaawi, Perempuan diTitik Nol. Namun dalam novel Sadaawi, pemberontakan tersebut terutama
disebabkan kondisi masyarakat patriarki – dengan didukung oleh agama -
yang terus-menerus menghinakan dan menindas tokoh perempuan di dalamnya.
Meskipun demikian, dari profesi tersebut kesimpulan keduanya sama:
masyarakat patriarki yang tampaknya religius sebenarnya penuh
kemunafikan, dan korbannya adalah perempuan. Dengan demikian novel ini
juga menyuarakan feminisme.
Berminat:
Pemesanan hubungi/SMS ke 081354754054 (Febry)
Harga Rp. 34.000,- belum termasuk diskon 5% dan Ongkos Kirim
Pengarang : Muhidin M. Dahlan
Penerbit : ScriPta Manent
Tebal : 261 hal
Novel
ini mengisahkan seorang mahasiswi alim dan cerdas bernama Kirani, yang
kemudian tertarik dan masuk menjadi anggota Jemaah, yaitu suatu
organisasi rahasia yang bertujuan menegakkan syariat Islam dengan
mendirikan negara Islam di Indonesia.
Setelah menjadi anggota Jemaah, mula-mula Kirani bersemangat melakukan dakwah
dan menyumbangkan dana secara teratur dalam jumlah cukup besar, sampai
ia berani mengajak keluarga dan teman-teman sekampungnya untuk mengikuti
jejaknya. Namun tindakannya ternyata diketahui oleh aparat keamanan
yang kemudian memburunya, sehingga ia dibenci oleh orang sekampungnya
dan harus bersembunyi di sebuah tempat kos selama beberapa bulan.
Meskipun demikian, Kirani harus menghadapi kekecewaan yang semakin
besar, karena ternyata anggota Jemaah lainnya tidak melakukan dakwah
sebagaimana dirinya dan hanya bersantai. Sementara itu sebagai gadis
yang cerdas dan bersemangat juang, upayanya untuk membahas strategi
perjuangan, mengetahui luasnya jaringan dan arah serta kondisi
organisasi selalu kandas karena ternyata tidak seorangpun diantara
rekan-rekan anggota jemaah yang tinggal bersamanya atau dikenalnya
mengetahui hal tersebut, bahkan mereka tidak berusaha untuk
mengetahuinya serta menegurnya jika ia teralu banyak bertanya.
Setelah tiga tahun, keadaan di atas membuatnya frustrasi. Kirani merasa
imannya, perjuangannya, pengorbanannya selama ini tidak dihargai dengan
sepantasnya. Ia merasa berdosa kepada keluarganya karena selama ini –
sesuai anjuran Jemaah – telah memberikan banyak dana yang seharusnya
untuk hal lain kepada Jemaah. Ia telah dibenci orang sekampungnya karena
mengajak mereka masuk Jemaah. Namun ia tetap tidak boleh mengetahui
apapun tentang organisasi tersebut dan hanya diminta menjadi anggota dan
menunggu serta menunggu tanpa berbuat apa-apa. Hal ini membuatnya
merasa sia-sia menjadi anggota Jemaah, sehingga pada suatu hari, bersama
dengan tiga orang sahabatnya anggota Jemaah, mereka melarikan diri.
Setelah melarikan diri inilah Kirani kemudian mengalami kekecewaan yang
sangat, sehingga ia berontak, dengan menolak semua hal yang dulu
diperjuangkannya di Jemaah. Sebaliknya, kini ia mempertanyakan kembali
semuanya: agama, Tuhan, standar moralitas yang diterima masyarakat
sekelilingnya, dan status perempuan.
Pemberontakan Kirani yang menjadi pelacur mengingatkan pada novel Nawal El Sadaawi, Perempuan diTitik Nol. Namun dalam novel Sadaawi, pemberontakan tersebut terutama
disebabkan kondisi masyarakat patriarki – dengan didukung oleh agama -
yang terus-menerus menghinakan dan menindas tokoh perempuan di dalamnya.
Meskipun demikian, dari profesi tersebut kesimpulan keduanya sama:
masyarakat patriarki yang tampaknya religius sebenarnya penuh
kemunafikan, dan korbannya adalah perempuan. Dengan demikian novel ini
juga menyuarakan feminisme.
Berminat:
Pemesanan hubungi/SMS ke 081354754054 (Febry)
Harga Rp. 34.000,- belum termasuk diskon 5% dan Ongkos Kirim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar